WhatsApp Facebook Google+ Twitter BBM

Tingkatkan Ekonomi Bagi Perempuan Penyintas, Asni Ifo Manunel : Sebagai Kekuatan Besar Untuk Bisa Mandiri

Metronttdewa.com 14-11-2024 || 15:19:44

Suasana aktifitas Kelompok Penyintas Rumbai sementara melakukan kegiatan pembuatan keripik pisang

Metronewsntt.com, Kupang---Lembaga  Rumah Perempuan Kupang terus melakukan pendampingan bagi perempuan korban kekerasan atau penyintas. Pendampingan  yang dilakukan yakni peningkatan ekonomi  kemandirian perempuan penyintas.

Perempuan korban kekerasan ini, tergabung dalam kelompok  "RUMBAI"  (Ruang  Aman untuk  berbagi) yang dibentuk  sejak 2019 sebelum masa Covid. 

Ketua Kelompok perempuan  penyintas RUMBAI Desa Mata Air, Asni Ifo Manunel yang ditemui disela-sela kegiatan berlokasi disekretariat  Jl. Timor Raya Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah menuturkan, kelompok RUMBAI yang dibentuk ini  adalah kelompok Penyintas, yang dimana saling berbagi dan memotivasi serta saling menguatkan satu dengan yang lain.

"Kami sangat bersyukur atas pendampingan Rumah Perempuan dan Suara Sanggar Perempuan yang menjadi kekuatan besar bagi kami untuk bisa  bangkit dari  ketidakberdayaan akibat apa yang dilami untuk bisa mandiri melalui potensi yang kita milik," kata Ketua Kelompok Rumbai yang juga  merupakan perempuan yang mengalami kekerasan, pada Kamis (14/11/2024). 

Dikataknya, bagi perempuan yang mengalami kekerasan tentunya mengalami ketidakberdayaan  dalam kondisi yang dialami, sehingga melalui dukungan yang ada dari Rumah Perempuan dan Suara Sanggar Perempuan  tidak sekedar hanya  kemandirian perempuan agar berdaya secara ekonomi.

" Dukungan ini tidak hanya pemberdayaan ekonomi  kami, tapi kami juga bisa mengantisipasi dan mengatfokasi perempuan yang ada diluar sana dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yang tertindas kami bisa speaker up (angkat bicara ) soal kesetaraan gender," ungkapnya.

Ia mengaku kebanyakan perempuan yang mengalami kekerasan  lebih banyak larut dalam kondisi dan situasi yang membuat  perempuan memiliki  ketidakberdayaan akibat banyak faktor yang mempengaruhi dalam kehidupannya baik dari sisi keluarga dan juga menjadi aib." Kadang -kadang mereka (perempuan-red) yang mengalami kekerasan seperti saya alami lebih banyak berada dalam situasi   dengan   maindset seperti itu. Untuk itu melalu pendampingan  bagi kami  hingga akhir lnya secara pribadi bisa bangkit  dan keluar dari siruasi itu," katanya 

Dalam kesempatan itu, Ia juga memberi motivasi bagi kaum perempuan yang mengalami kekerasan agar tidak larut dalam ketidakberdayaan, situasi dan kondisi yang dialami, tapi mari bangkit untuk keluar dari situasi tersebut, sebab masih banyak hal yang menjadi tanggungjawab yakni anak-anak dan hak sebagai perempuan.

Tertpisah Ketua Lembaga Rumah Perempuan Kupang, Libby Sinlaeloe dengan didampingi Bagian Advokasi dan Pendampingan Lembaga Rumah Perempuan Kupang, Rahmawati Bagang,, mengatakan,  dalam melakukan pendampingan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan slalu berefleksi. Ada banyak hal dan juga pembelajaran yang di dapat bahkan darr pengalaman pendampingan tersebut juga murupakan cikal bakal untuk mendesain strategi pendampingan termasuk melakukan pengorganisasian kelompok penyintas. 

Berangkat dari itu, lanjut Libby Rumah Perempuan juga melakukan pengorganisasian para penyintas dan di bentuklah kelompok " RUMBAI "  yang mana RUMBAI  sebagai Ruang Aman untuk berbagi. Berbagi suka. Duka. Bahkan pengetahuan dan ketrampilan. 

Dengan berbagi itu,  di harapkan kelompok RUMBAI dapat belajar dari pengalaman semua anggota untuk saling belajar. Dan juga  saling menguatkan satu sama lain bahkan peduli dengan sesama perempuan dan anak.

" Membangun empati bersama dan gerakan bersama untuk memutuskan mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak bahkan lebih respon terhadap korban dan mampu melakukan support dan pendampingan bahkan memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Ruang yang di bangun oleh kelompok RUMBAI  adalah ruang yg aman bagi korban," jelas Libby.

 Disamping itu, tambah Libby  dalam memutuskan ketergantungan ekonomi terhadap laki atau suami perempuan  yang  mengalami  kekerasan bisa  mampu mengambil keputusan."  Usaha pemberdayaan yang dilakukan  oleh kelompok ini  dalam  berbagai macam cemilan seperti keripik pisang. jagung goreng kacang goreng dan masih banyak cemilan lainnya," tutur Libby.  (mnt)


Baca juga :

Related Post